Senin, 04 April 2011

[Opening] “My Life” - #½ Piece


My first continued fanfiction ^^ enjoy it!!
Aku adalah anak ke-4 dari 4 bersaudara. Dari semua saudaraku, hanya aku yang perempuan. Oppa tertuaku, bernama Changmin. Dia anak yang sangat jenius. Hingga rumah kami penuh dengan berbagai thropy ataupun medali-medali emas. Dia sangat menyayangiku. Dari semua oppaku, hanya dia yang paling mengerti aku. Namun, dia sangat payah dalam percintaan. Maklum, isi otaknya hanya dipenuhi oleh berbagai rumus-rumus yang tak dapat kujelaskan disini. Min-ppa lebih tua 5 tahun dariku. – aku lebih sering menyingkat nama Changmin oppa jadi ‘min-ppa’ –



Oppaku yang ke-2 bernama Heechul. Dia… Yang paling energik diantara kami ber-4. Dia jahil,usil,nakal,cerewet,serta memiliki selera humor yang tinggi. Nilai akademiknya sih pas-pasan. Namun, dia sangat.. Cantik. Tapi, walau cantik, dia jago berkelahi. Dia sering berkelahi dengan anak sekolah lain yang postur tubuhnya jauh lebih besar. Dia adalah oppa yang selalu menghiburku dengan tawa dan candaannya serta melindungiku. Chullie lebih tua 2 tahun dariku. – aku tak memanggilnya oppa karena dia tak mau dipanggil ‘oppa’ –


Oppa ke-3 ku bernama Henry. Ya.. Nama barat. Bukan nama Korea. Karena dia lahir saat Umma berlibur di Kanada. Ya… Oppa ku yang satu ini warga Negara Amerika. Namun, akhirnya pada saat kelas 2 SMP dia meninggalkan kewarganegaraan Amerikanya dan kembali ke Korea. Dia fasih berbahasa Korea, Mandarin dan pastinya Inggris. Dia sangat mahir bermain biola. Namun, dia sangat pemalu. Nilai akademiknya bias dibilang bagus – walau tak sebagus Changmin oppa – Dia adalah oppa yang selalu membahagiakanku dengan kejutan-kejutan unik yang sering disiapkannya special untukku. Koko hanya lebih tua 1 tahun dariku – matanya dan wajahnya mirip sekali dengan alm. Kakek yang berasal dari Cina. Jadi aku memanggilnya ‘koko’ –

Umma ku, warga Negara Cina yang bekerja menjadi pengacara di Korea. Namun, meninggal karena sebuah kecelakaan mobil, saat hendak menangani suatu kasus yang cukup berat. Umma meninggal tepat pada hari ulang tahunku yang ke-13. Sebelum meninggal, Umma sempat membelikanku sebuah hadiah. Hadiah itu disimpan di dalam brankas kamarnya. Hadiah itu ditemukan setelah 3 bulan Umma meninggal. Sampai sekarang aku masih menyimpan hadiah itu. Hadiah yang tak terlupakan. Benda paling berharga yang kumiliki sekarang…

            Appa ku, pengusaha berdarah Korea yang sangat sibuk. Hingga akhirnya terserang peenyakit kanker stadium akhir. Appa tak pernah peduli pada kesehatannya. Apalagi sejak Umma meninggal. Dia sangat terpukul atas kepergian Umma. Sampai sekarang, Appa masih dirawat di rumah sakit. Keadaaannya semakin hari semakin memburuk. Tak kunjung membaik.

            Walau keadaan kedua orang tuaku seperti itu, aku masih memiliki seseorang yang sangat kusayangi. Yang telah merawat kami semua – aku dan oppa – selama ini. Ya.. Seorang kakek bernama Joongsoo. Joongsoo haraboji adalah Appa tirinya Appa. Walau begitu, dia sangat menyayangi kami berempat – dari sekian banyak cucunya – bahkan kami diperlakukan jauh lebih ‘layak’ daripada semua orang yang dikenalnya. Namun… Akhir – akhir ini aku merasa sangat kesal pada haraboji.. Ya.. Kenapa selama ini tak memberitahuku? Memberitahuku hal sepenting ini…

-to be continued-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar